Untukpemain yang memiliki jari-jari pendek pun ada teknik tersendiri, yakni memosisikan jari-jari tangan sama dengan cara kedua, tapi pastikan posisi tepi cakram lebih ke ujung jari-jari sedikit. Dalam hal melempar cakram, teknik diketahui dibagi menjadi 2, yakni dengan awalan dan tidak dengan awalan.
Friday 25 Jumadil Akhir 1443 / 28 January 2022. Menu. HOME; RAMADHAN Kabar Ramadhan; Puasa Nabi; Tips Puasa
Jikadimandikan mendatangkan mudarat baginya atau tidak didapatinya air, maka harus ditayamumi. Caranya, orang yang yang hendak menayamuminya menepuk debu dengan kedua tangannya (bukan tangan jenazah) lalu mengusapkannya pada wajah dan kedua tangan jenazah, sama seperti jika ia bertayamum untuk dirinya sendiri. Imam an-Nawawi rahimahullah
Contohcara mengisi cek bank berbahasa Inggris. Langkah 1: Pada kolom "Date" di pojok kanan atas, tuliskan tanggal dalam format bulan / hari / tahun. Ini biasanya format tanggal Amerika Serikat. Langkah 2: Nama Penerima Cek - Tuliskan nama penerima cek tersebut pada baris kosong.
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Bagaimana Cara Menyedekapkan Tangan Jenazah Yang Benar – Bagaimana Cara Menyedekapkan Tangan Jenazah Yang Benar Ketika melakukan penguburan jenazah, salah satu tugas utama yang harus dilakukan adalah menyedekapkan tangan jenazah. Ini adalah tugas yang cukup penting karena menentukan bagaimana jenazah akan terlihat selama proses penguburan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan proses ini. Berikut adalah beberapa panduan tentang bagaimana cara menyedekapkan tangan jenazah yang benar. Pertama, pastikan bahwa jenazah telah disiapkan dengan baik. Ini termasuk membersihkan kulit dan melakukan proses embalming. Jika jenazah sudah siap, maka Anda dapat melanjutkan proses menyedekapkan tangan jenazah. Kedua, bersihkan tangan jenazah dengan cairan pembersih yang sesuai. Ini dapat membantu menghilangkan setiap debu dan kotoran yang ada. Setelah itu, keringkan tangan jenazah dengan tisu atau handuk. Ketiga, letakkan jari-jari jenazah pada lokasi yang benar. Pastikan bahwa jari telah berada pada posisi yang tepat. Ini akan memastikan bahwa jari-jari jenazah berada di tempat yang tepat selama proses penguburan. Keempat, gunakan jenis kawat yang tepat untuk menyedekapkan tangan jenazah. Jika Anda menggunakan kawat yang terlalu besar, maka tangan jenazah dapat menjadi terlalu longgar dan rentan terhadap retak. Sebaliknya, kawat yang terlalu kecil akan membuat tangan jenazah terlalu ketat. Kelima, setelah memakai kawat, pastikan untuk memeriksa kembali jari-jari jenazah. Periksa apakah jari-jari tersebut sudah benar-benar tersambung dengan kawat. Jika tidak, maka Anda harus menggantinya dengan kawat yang tepat. Keenam, pastikan untuk menutupi tangan jenazah dengan pakaian atau selimut. Ini akan mencegah jari-jari jenazah terkena serangan oleh serangga atau binatang lain selama proses penguburan. Ketujuh, Anda harus melakukan proses ini dengan hati-hati. Jangan memaksakan tangan jenazah terlalu keras atau membuatnya terlalu longgar. Ini bisa menyebabkan kerusakan pada jari-jari jenazah dan mengurangi kemungkinan jenazah dapat dikubur dengan baik. Itulah beberapa panduan tentang bagaimana cara menyedekapkan tangan jenazah yang benar. Semoga dengan mengikuti panduan ini, Anda dapat melakukan proses ini dengan benar dan jenazah dapat dikubur dengan baik. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimana Cara Menyedekapkan Tangan Jenazah Yang 1. Pastikan bahwa jenazah telah disiapkan dengan baik sebelum melakukan proses menyedekapkan tangan 2. Bersihkan tangan jenazah dengan cairan pembersih yang 3. Letakkan jari-jari jenazah pada lokasi yang 4. Gunakan jenis kawat yang tepat untuk menyedekapkan tangan 5. Setelah memakai kawat, pastikan untuk memeriksa kembali jari-jari 6. Tutupi tangan jenazah dengan pakaian atau 7. Lakukan proses ini dengan hati-hati. Jangan memaksakan tangan jenazah terlalu keras atau membuatnya terlalu longgar. 1. Pastikan bahwa jenazah telah disiapkan dengan baik sebelum melakukan proses menyedekapkan tangan jenazah. Ketika kita mempersiapkan jenazah untuk proses pemakaman, salah satu tahapan penting yang harus dilakukan adalah menyedekapkan tangan jenazah. Secara medis, hal ini dimaksudkan untuk membantu mencegah masalah seperti pembengkakan, pengembunan, dan lainnya. Namun, bagaimana cara menyedekapkan tangan jenazah yang benar? Sebelum melakukan proses menyedekapkan tangan jenazah, penting untuk menjalankan beberapa langkah pencegahan. Pertama dan yang paling penting, pastikan bahwa jenazah telah disiapkan dengan baik sebelum melakukan proses menyedekapkan tangan jenazah. Hal ini penting untuk mencegah masalah-masalah yang mungkin terjadi selama proses pemakaman. Kedua, selalu pastikan bahwa Anda menggunakan peralatan yang tepat untuk menyedekapkan tangan jenazah. Alat ini harus steril dan tidak dapat dihapus. Jika Anda tidak yakin tentang jenis alat yang tepat, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli medis. Ketiga, pastikan bahwa tangan jenazah telah dibersihkan dengan baik sebelum menyedekapkan. Hal ini penting agar alat yang digunakan tidak menjadi sumber infeksi. Setelah membersihkan tangan jenazah, sebaiknya keringkan tangan dengan kain atau tisu yang bersih. Keempat, sebelum menyedekapkan tangan jenazah, pastikan bahwa Anda telah mengambil posisi yang tepat. Ini penting untuk memastikan bahwa Anda dapat dengan mudah menyedekapkan tangan jenazah dengan benar. Biasanya, posisi ini adalah dengan bersandar di atas meja. Kelima, pastikan bahwa Anda menggunakan teknik yang benar saat menyedekapkan tangan jenazah. Teknik yang benar adalah dengan menarik tangan jenazah ke depan, ke arah Anda, lalu menariknya kembali ke bentuk semula. Jangan menarik terlalu kuat atau menarik tangan jenazah terlalu jauh. Keenam, pastikan bahwa Anda menggunakan alat yang tepat untuk menyedekapkan tangan jenazah. Alat yang paling umum digunakan adalah tali, kain, atau benang. Tali atau benang harus dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Kain dapat digunakan untuk menyedekapkan tangan jenazah dengan cara yang lebih aman. Ketujuh, pastikan bahwa Anda menggunakan alat khusus untuk menyedekapkan tangan jenazah. Alat ini harus dapat membuka dan menutup dengan mudah. Pastikan juga bahwa alat ini steril dan tidak dapat dihapus. Kedelapan, pastikan bahwa Anda menggunakan tekanan yang tepat saat menyedekapkan tangan jenazah. Tekanan yang berlebihan akan membuat tangan jenazah menjadi terlalu kaku dan tidak dapat dibuka dengan mudah. Setelah Anda telah menyelesaikan proses menyedekapkan tangan jenazah, pastikan bahwa Anda mensterilkan alat yang digunakan dengan baik. Ini penting untuk mencegah infeksi dan masalah-masalah lain yang mungkin terjadi selama proses pemakaman. Dalam proses menyedekapkan tangan jenazah, selalu pastikan untuk berhati-hati dan bersikap berhati-hati. Inilah cara terbaik untuk memastikan bahwa jenazah diterima dengan benar oleh keluarga dan teman-teman. Dengan melakukan proses dengan benar, Anda dapat membantu memastikan bahwa proses pemakaman berjalan dengan lancar. 2. Bersihkan tangan jenazah dengan cairan pembersih yang sesuai. Setelah menyedekapkan tangan jenazah dengan benar, Anda harus melakukan pembersihan untuk menghilangkan kotoran dan bakteri. Pembersih yang tepat akan mengurangi risiko infeksi dan juga menjaga kesehatan orang yang menyedekapkan tangan jenazah. Anda harus menggunakan cairan pembersih yang sesuai untuk membersihkan tangan jenazah. Pembersih yang baik harus mengandung alkohol atau zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri dan kuman yang mungkin ada di permukaan tangan jenazah. Ketika membersihkan tangan jenazah, pastikan untuk menggunakan produk pembersih yang aman untuk kulit. Sebagian besar produk pembersih yang berbasis alkohol akan berfungsi dengan baik untuk membersihkan kulit. Carilah produk yang tidak berbau tajam dan tidak beracun. Anda juga harus memastikan bahwa produk pembersih yang Anda gunakan aman untuk pakaian. Banyak produk pembersih yang bisa mengikis warna atau mengeringkan pakaian. Pastikan untuk mencari produk yang bisa digunakan di jenis kain tertentu. Setelah memilih produk pembersih yang tepat, Anda harus menyiapkan tempat yang aman dan bersih untuk membersihkan tangan jenazah. Pastikan bahwa tempat yang Anda gunakan mudah dibersihkan dan tidak akan menyebabkan bahaya bagi siapa pun yang berada di sekitarnya. Setelah semua persiapan selesai, Anda dapat mulai membersihkan tangan jenazah. Gunakan lap basah yang dibasahi dengan produk pembersih yang tepat untuk membersihkan tangan jenazah secara perlahan dan hati-hati. Anda harus memastikan bahwa semua bagian tangan jenazah terkena cairan pembersih. Ketika Anda selesai membersihkan tangan jenazah, pastikan untuk mengganti lap tersebut dengan yang baru untuk membersihkan bagian lain dari jenazah. Setelah semua bagian jenazah terbersihkan, Anda harus mengeringkan bagian luar jenazah dengan handuk kering. Jangan lupa untuk membuang semua sampah yang telah Anda gunakan dan membuang tangan jenazah jika Anda sudah selesai menyedekapkannya. Ini akan memastikan bahwa tidak ada risiko infeksi yang terjadi. Dengan demikian, Anda akan dapat menyedekapkan tangan jenazah dengan benar dan aman. 3. Letakkan jari-jari jenazah pada lokasi yang benar. Letakkan Jari-Jari Jenazah Pada Lokasi Yang Benar Setelah menyediakan tangan jenazah untuk diposisikan dengan benar, langkah selanjutnya adalah meletakkan jari-jari jenazah pada lokasi yang benar. Ini penting untuk memastikan bahwa jenazah terlihat seperti saat ia masih hidup. Posisi jari-jari jenazah juga penting untuk memastikan bahwa tangan jenazah terlihat rapi dan teratur. Pertama-tama, pastikan bahwa jari-jari jenazah tidak bersentuhan. Jari-jari harus terpisah dan tidak saling menyentuh. Ini penting untuk memastikan bahwa posisi jari-jari jenazah terlihat alami dan rapi. Jika jari-jari jenazah saling bersentuhan, tidak akan terlihat alami dan akan mengurangi estetika jenazah. Kemudian, pastikan bahwa jari-jari jenazah ditempatkan pada posisi yang benar. Jika jenazah akan diposisikan sedang duduk, letakkan jari-jari jenazah sedemikian rupa sehingga mereka terletak di sisi tubuh jenazah. Jika jenazah akan diposisikan berbaring, letakkan jari-jari jenazah sedemikian rupa sehingga mereka berada di atas tubuh jenazah. Selanjutnya, pastikan bahwa jari-jari jenazah tidak terlalu rapat atau terlalu longgar. Jika jari-jari jenazah terlalu rapat, maka jenazah tidak akan terlihat alami. Sebaliknya, jika jari-jari jenazah terlalu longgar, maka jenazah tidak akan terlihat rapi dan teratur. Secara umum, pastikan bahwa jari-jari jenazah ditempatkan sedemikian rupa sehingga mereka terlihat alami dan rapi. Jika posisi jari-jari jenazah sudah benar, maka tangan jenazah akan terlihat seperti saat jenazah masih hidup. Ini penting untuk memastikan bahwa tangan jenazah terlihat rapi dan teratur. 4. Gunakan jenis kawat yang tepat untuk menyedekapkan tangan jenazah. Ketika menyedekapkan tangan jenazah, kawat adalah salah satu alat yang dapat digunakan. Alat ini digunakan untuk menyedekapkan tangan jenazah agar tidak terlepas saat pemakaman. Namun, Anda harus memilih jenis kawat yang tepat agar prosesnya berjalan lancar. Pertama, pilihlah kawat yang tahan karat. Ini penting karena kawat akan terpapar oleh air dan tanah selama berbulan-bulan. Jika Anda menggunakan kawat yang tidak tahan karat, maka ia akan rusak dan membuat tangan jenazah tertarik kembali. Kedua, pilih kawat yang kuat dan tebal. Hal ini penting agar kawat dapat memegang tangan jenazah dengan kuat dan tidak mudah terlepas. Anda juga harus memastikan bahwa kawat tersebut tidak terlalu tebal. Jika terlalu tebal, maka kawat akan menimbulkan luka pada tangan jenazah. Ketiga, pastikan bahwa ukuran kawat sesuai dengan ukuran tangan jenazah. Jika kawat terlalu longgar, maka ia akan mudah terlepas. Sebaliknya, jika kawat terlalu ketat, maka ia akan menyebabkan luka. Jadi, pastikan untuk memilih kawat dengan ukuran yang tepat. Keempat, gunakan kawat yang kuat dan tahan lama. Ini penting agar kawat tidak perlu diganti setiap saat. Jika Anda memilih kawat yang tidak tahan lama, maka ia akan rusak dan membuat tangan jenazah tertarik kembali. Dengan mempertimbangkan poin-poin di atas, Anda dapat dengan mudah memilih jenis kawat yang tepat untuk menyedekapkan tangan jenazah. Pastikan untuk memilih kawat yang tahan karat, kuat, sesuai dengan ukuran tangan jenazah, dan tahan lama sehingga kawat tidak perlu diganti setiap saat. Dengan demikian, Anda dapat menyedekapkan tangan jenazah dengan benar. 5. Setelah memakai kawat, pastikan untuk memeriksa kembali jari-jari jenazah. Setelah memakai kawat adalah langkah terakhir dalam proses menyedekapkan tangan jenazah yang benar. Sebelum melangkah ke langkah ini, penting untuk memastikan bahwa jenazah sudah disiapkan dengan benar, termasuk mencabut semua perhiasan dan kuku yang ada di tangan. Jari-jari juga harus diangkat dari posisi yang membuatnya menutupi telapak tangan. Teknik menyedekapkan tangan yang benar mengharuskan jari-jari jenazah terbuka. Setelah jenazah siap, kawat yang telah dipersiapkan harus dibentuk menjadi bentuk lingkaran yang cukup besar untuk mencakup seluruh tangan. Kawat harus disiapkan dengan baik sebelumnya, karena jika kawat terlalu kendor maka jangan disangkutkan di tangan jenazah. Kawat harus disangkut dengan aman namun tidak terlalu ketat. Setelah pemasangan kawat selesai, pastikan untuk memeriksa kembali jari-jari jenazah. Jari-jari harus terbuka secara alami, namun tak terlalu lebar. Jika jari-jari terlalu terbuka, kawat harus dilepaskan dan dipasang kembali dengan lebih ketat. Jika jari-jari terlalu tertutup, kawat harus dilepaskan dan dipasang kembali dengan sedikit lebih longgar. Ketika memeriksa jari-jari jenazah, pastikan untuk memeriksa kawat juga. Assess kawat untuk memastikan bahwa tidak ada bagian yang terkelupas, terutama di jari-jari jenazah. Jika ada bagian yang terkelupas, lepaskan dan pasang kembali dengan benar. Setelah memeriksa jari-jari jenazah dan memastikan bahwa kawat sudah dipasang dengan benar, proses menyedekapkan jenazah telah selesai. Ini adalah cara yang benar untuk menyedekapkan tangan jenazah. Pemahaman yang benar tentang prosedur ini akan memastikan bahwa jenazah disedekapkan dengan benar dan aman. 6. Tutupi tangan jenazah dengan pakaian atau selimut. 6. Tutupi tangan jenazah dengan pakaian atau selimut. Tutupi tangan jenazah dengan pakaian atau selimut adalah langkah terakhir dalam proses menyedekapkan tangan jenazah. Hal ini penting untuk memastikan bahwa jenazah terlihat baik dan tersimpan dengan benar. Pertama, pastikan Anda memiliki baju atau selimut yang akan digunakan untuk menutupi tangan jenazah. Jika Anda menggunakan bahan sintetis, pastikan bahwa bahan tersebut tidak beracun dan aman untuk digunakan pada jenazah. Selain itu, pilihlah bahan yang tidak menyebabkan iritasi atau reaksi alergi pada jenazah. Selain itu, pastikan bahwa bahan yang Anda gunakan tidak akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Kedua, pastikan bahwa ukuran baju atau selimut yang Anda gunakan cukup untuk menutupi seluruh lengan jenazah. Pastikan bahwa tidak ada bagian yang terbuka. Selain itu, pastikan bahwa ukuran baju atau selimut yang Anda gunakan cukup untuk menutupi seluruh lengan jenazah tanpa membuat jenazah terlihat tidak alami. Ketiga, pastikan bahwa Anda mengikat baju atau selimut pada lengan jenazah dengan rapi supaya tidak mudah terlepas. Anda dapat menggunakan tali atau benang untuk mengikat baju atau selimut pada lengan jenazah. Pastikan bahwa Anda mengikat dengan rapi supaya tidak mudah terlepas. Keempat, pastikan bahwa Anda menutupi tangan jenazah dengan rapi. Pastikan bahwa Anda menutupi tangan jenazah secara merata. Selain itu, pastikan bahwa Anda tidak meninggalkan bagian apapun yang terbuka. Kelima, pastikan bahwa Anda meletakkan tangan jenazah dengan benar. Pastikan bahwa jenazah terletak dengan benar dan bahwa tidak ada bagian yang terbuka. Keenam, pastikan bahwa Anda mengamankan baju atau selimut pada jenazah. Anda dapat menggunakan tali atau benang untuk mengikat baju atau selimut pada jenazah. Pastikan bahwa Anda mengikat dengan rapi supaya tidak mudah terlepas. Setelah Anda selesai menutupi tangan jenazah dengan pakaian atau selimut, pastikan bahwa Anda memeriksanya dengan teliti untuk memastikan bahwa jenazah terlihat rapi dan tersimpan dengan benar. Hal ini penting untuk memastikan bahwa jenazah terlihat rapi dan tersimpan dengan benar. Dengan demikian, Anda dapat menjamin bahwa jenazah terlihat baik dan tersimpan dengan benar. 7. Lakukan proses ini dengan hati-hati. Jangan memaksakan tangan jenazah terlalu keras atau membuatnya terlalu longgar. Mempersiapkan jenazah untuk dikuburkan atau dikremasi adalah salah satu tugas yang paling berat yang harus dilakukan oleh masyarakat. Salah satu tugas yang paling penting adalah menyedekapkan tangan jenazah dengan benar. Ini karena tangan jenazah harus terlihat baik saat jenazah diserahkan ke keluarga atau tempat pemakaman. Proses menyedekapkan tangan jenazah adalah proses yang santai dan hati-hati. Hal ini penting untuk diingat bahwa jenazah adalah orang yang telah mati, jadi Anda tidak dapat menyakiti mereka. Anda harus menyedekapkan tangan jenazah dengan hati-hati. Untuk proses menyedekapkan tangan jenazah, Anda harus memulainya dengan menempatkan tangan jenazah pada posisi nyaman. Biasanya ini adalah posisi yang menutupi bagian dada jenazah. Anda harus memastikan bahwa tangan jenazah tidak terlalu keras atau terlalu longgar. Jika tangan jenazah terlalu keras, Anda dapat menggunakan air hangat untuk membantu melembutkan tangan jenazah. Selanjutnya, Anda harus mengikat tangan jenazah dengan tali atau pita. Anda harus mengikat tangan jenazah dengan kencang agar tangan jenazah tetap terikat. Anda juga harus memastikan bahwa ikatan tidak terlalu kencang sehingga tidak membuat tangan jenazah terlalu kaku atau membuatnya terlalu longgar. Kemudian, Anda harus menutupi tangan jenazah dengan selimut atau selimut pembalut. Ini penting untuk menjaga tangan jenazah tetap rapi dan terjaga. Selimut atau pembalut juga akan membantu menjaga agar tangan jenazah tetap terikat. Terakhir, Anda harus menutupi tangan jenazah dengan kain putih atau selimut lainnya. Ini penting untuk meningkatkan kesan penghormatan yang diberikan kepada jenazah. Jangan lupa untuk menutupi tangan jenazah dengan lembut dan rapi agar tetap terlihat baik. Dengan mengikuti langkah ini, Anda dapat dengan mudah menyedekapkan tangan jenazah dengan benar. Penting untuk diingat bahwa proses ini harus dilakukan dengan hati-hati dan jangan memaksakan tangan jenazah terlalu keras atau membuatnya terlalu longgar. Dengan demikian, Anda akan dapat menyedekapkan tangan jenazah dengan benar dan menghormati jenazah.
Bagaimana Cara Menyedekapkan Tangan Jenazah Yang Benar – Ketika Rasulullah, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, berdiri untuk sholat wajib atau sholat sunnah, dia menghadap ke Ka’bah. Dia memerintahkan agar dilakukan seperti yang dia katakan kepada orang yang salah berdoa “Ketika Anda berdiri untuk berdoa, selesaikan wudhu Anda, kemudian menghadap kiblat, lalu membaca Takbir.” HR. Bukhari, Muslim dan Siraj. “Kami melihat kamu menengadahkan kepalamu ke langit. Kami arahkan kamu ke arah kiblat yang kamu kehendaki. Maka arahkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.” QS. Al-Baqarah 144. Tata Cara Sholat Yang Shahih Pada waktu shalat subuh kaum muslimin yang tinggal di Kuba, datang seorang utusan Rasulullah untuk menyampaikan kabar tersebut, ia berkata “Sesungguhnya kemarin Rasulullah SAW telah menerima pengumuman. Dia disuruh menghadap Ka’bah. Oleh karena itu, kamu harus menghadap ke sana.” Saat itu mereka menghadap Syria Baytul Maqdis. Kemudian mereka berputar pendeta mereka memutar arah sampai dia memimpin mereka menghadap kiblat. HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Siraj, Tabrani dan Ibnu Sa’d. Baca Kitab Al Irwa’, hadits no. 290. Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam melaksanakan shalat wajib atau sunnah berdiri karena telah memenuhi perintah Allah dalam QS. Al-Baqarah 238. Ketika dia bepergian, dia melakukan sholat sunnah di dalam mobilnya. Ia mengajarkan umatnya untuk melaksanakan shalat hawf dengan berjalan kaki atau berkuda. “Simpan semua doa dan permohonan di mulut dan berdiri demi Tuhan.” Jika Anda dalam ketakutan, berdoalah sambil berjalan atau berkendara. kamu tidak tahu sebelumnya cara yang diberitahukan.” QS. Al Baqarah 238. ***** Sutra sekat yang diletakkan di depan orang yang berdoa dalam doa adalah wajib bagi imam dan orang yang berdoa sendirian, bahkan di masjid besar, menurut Ibnu Hani dalam Kitab Masail, oleh Imam Ahmad. . Tata Cara Sholat Dhuha Untuk Melunasi Hutang Dia berkata “Suatu hari saya berdoa tanpa meletakkan sutra di depan saya, meskipun saya berdoa di dalam masjid kami, Imam Ahmad melihat kejadian ini dan berkata kepada saya Letakkan sesuatu seperti sutra!’ Kemudian saya menempatkan orang untuk menjadi sutra.” Syekh Al Albani berkata “Kejadian ini merupakan tanda dari Imam Ahmad bahwa orang yang shalat di masjid besar atau masjid kecil tetap wajib meletakkan sutra di depannya.” “Janganlah shalat tanpa menghadap sutra dan jangan sampai ada orang yang lewat di depanmu tanpa berhenti. HR. Ibnu Khuzaimah dengan jayid baik rantai penularan. “Ketika salah satu dari kalian berdoa menghadap sutra, biarkan dia mendekati sutra sehingga setan tidak mengganggu doanya.” HR. Abu Dawud, Al Bazar dan Hakim. Diotentikasi oleh Hakim, disetujui oleh Jahabi dan Nawawi. Ensiklopedi Hadits Jilid 1 hadith Sunnah Quran Aqidah Akidah Fiqih Fikih Fiqh Mazhab By Abdullah Bin Abdul Aziz Bin Muhammad Al Luhaidan Dan hendaklah sutra itu ditempatkan tidak terlalu jauh dari tempat kita berdiri untuk shalat, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. “Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berdiri shalat di dekat sutra balok dengan jarak 3 hasta antara dia dan balok di depannya. HR. Bukhari dan Ahmad. Yang dapat dijadikan sutra antara lain tiang masjid, tombak yang tertancap di tanah, hewan tunggangan, pelana, tiang setinggi pelana, pohon, tempat tidur, tembok, dan lain-lain. seperti, seperti contoh Allah MP, “Semua amal tergantung pada niat seseorang, dan setiap orang akan menerima pahala sesuai dengan niatnya.” HR. Bukhari, Muslim dan lainnya. Baca Al Irwa’, hadits no. 22. Niat Sholat Witir Dan baik Nabi, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, maupun para sahabatnya tidak menyebutkan tujuannya. Tanya Abu Dawud kepada Imam Ahmad. Dia berkata “Apakah pemohon mengatakan sesuatu sebelum mengucapkan takbir?” Imam Ahmad menjawab, “Tidak.” Masail al-Imam Ahmad halaman 31 dan Majmu’u al-Fataaa XXII/28. Seperti yang dikatakan Suyuti “Yang termasuk dalam perbuatan bid’ah adalah meragukan selalu meragukan niat shalat.” Nabi, damai dan berkah besertanya, tidak pernah melakukan itu, bahkan para sahabatnya pun tidak. niat shalat yang paling kecil selain takbir.” Ash Syafii berkata “Tentang niat shalat dan tahara melibatkan ketidaktahuan tentang Syariah atau kebingungan pikiran.” Lihat al Amr bi al Itba’ wa al Nahi an al Ibtida’. E Paper 10 April 2016 By Pt Joglosemar Prima Media Ushalli fardhadz dzuhri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta’aala. Artinya Saya sengaja shalat fardhu johur empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala. Ushalli fardhal ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta’aala. Artinya Saya sengaja shalat fardhu asar empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala. Ushalli fardhal maghribi tsalaasa raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta’aala. Artinya Saya sengaja shalat Maghrib wajib tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala. Ushalli fardhal isyaa-i arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta’aala. Artinya Saya sengaja shalat Fardu Isya’ empat rakaat menghadap kiblat demi Allah Ta’ala. Thread By cerita_setann On Thread Reader App Ushalli fardhash shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta’aala. Artinya Saya sengaja shalat subuh dua rakaat menghadap kiblat demi Allah Ta’ala. Ushalli fardhal jum’ati rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa-an makmuman lillaahi ta’aala. Artinya Saya sengaja shalat wajib jum’at dua rakaat menghadap kiblat mengikuti imam kas karena Allah Ta’ala. Nabi sallallahu alayhi wasallam selalu memulai salatnya ini dilakukan hanya sekali ketika dia ingin memulai salat dengan takbiratul ihram, yaitu mengatakan ALLAH AKBAR di awal salat dan karena itu dia memerintahkan orang yang salatnya salah. Dia berkata kepada orang itu “Sesungguhnya shalat seseorang belum sempurna sebelum dia berwudhu dan berwudhu sesuai ketentuan, maka Allahu akbar berfirman. Hadits riwayat Al Imam Tabrani dengan riwayat shahih. Inilah 5 Aplikasi Android Panduan Belajar Salat “Ketika ingin shalat, maka selesaikan dulu wudhunya, lalu menghadap ke arah kiblat, baru ucapkan Takbiratul Ihram.” Muttefaqun alayhi. Muhammad bin Rusyd berkata “Adapun orang yang membaca dalam hatinya, tanpa menggerakkan lidahnya, maka itu tidak disebut membaca.” Karena yang disebut bacaan adalah hafalan lisan.” Seorang Nawawi berkata “… bagi imam, sunnah baginya untuk tidak meninggikan suaranya ketika membaca lafadz ta’bir, baik ia sedang memimpin seorang makmum atau ketika ia sedang sholat sendirian. Jangan meninggikan suaramu kecuali jika bertemu Hambatan, seperti suara yang sangat keras Batas terendah dari suara yang rendah adalah dia mendengar dirinya sendiri jika pendengarannya normal Hal ini terjadi pada umumnya dan saat membaca ayat-ayat Al-Qur’an, takbir, bacaan tasbih saat ruku, tashahhud , salam dan doa dalam doa yang baik, hukumnya wajib serta sunnah … “lanjutnya,” Ini adalah teks yang disajikan oleh Syafi’i dan yang disetujui oleh para pengikutnya. Ash Syafi’i berkata dalam Al Umm, “Suaranya harus didengar oleh dia dan orang-orang di sampingnya. Dia seharusnya tidak meninggikan suaranya. lebih dari usul itu.” el Majmu III/295. Disunnahkan mengangkat kedua bahu dengan membuka kedua bahu lihat gambar sambil membaca takbir dengan jari-jari tangan secara bersamaan, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, semoga damai Allah besertanya, katanya Tata Cara Sholat “Rasulullah sallallahu alayhi wasallam mengangkat kedua tangannya bahu-membahu ketika hendak memulai shalat, setiap kali ia membaca takbir sebelum sujud, dan setiap kali ia berdiri dari sujud.” Muttefaqun alayhi. Atau mengangkat tangan ke atas telinga lihat gambar, berdasarkan hadits riwayat Malik bin Al-Huwayrits radiyallahu anhu, katanya Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Khuzaima, Tamam dan Hakim, disebutkan bahwa Rasulullah SAW mengangkat kedua tangan dengan jari lurus tidak dijulurkan atau disentuh. Nubuat doa kenabian. “Kami para nabi diperintahkan untuk segera berbuka puasa dan menghentikan sahur, dan meletakkan tangan kanan kami di atas tangan kiri kami berjabat tangan selama shalat.” Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Hibban dan Adh Diya dengan riwayat shahih. Tata Cara Sholat Dhuha Keutamaan Dan Doa Setelah Sholat Dhuha Dalam sebuah riwayat, beliau pernah melewati seorang laki-laki yang sedang shalat, namun beliau meletakkan tangan kirinya di atas tangan kanannya, kemudian beliau melepaskannya, lalu beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya. Hadis diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dengan rantai transmisi otentik. Dia, semoga Tuhan memberkatinya, meletakkan tangan kanannya di belakang telapak tangan kiri, pergelangan tangan dan tangan kirinya lihat gambar berdasarkan hadits dari Wail bin Hujur “Kemudian Rasulullah SAW membaca takbir dan meletakkan tangan kanannya di atas telapak tangan kiri, pergelangan tangan kiri, atau tangan kirinya.” Hadits diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, dengan silsilah yang sahih dan disahkan oleh Ibnu Hibban, hadits no. 485. Beliau juga pernah menyentuh pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan lihat gambar, berdasarkan hadits Nasa’i dan Darakutni K Isah Nyata Cermin Kehidupan ” dia meletakkan tangannya di dadanya. Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Ibn Quzaimah, Ahmad dari Wail bin Hujur. Cara-cara yang sesuai sunnah ini dilakukan oleh Imam Ishaq bin Rahawaih. Imam Mawarzi dalam Kitab Masail, halaman 222 mengatakan “Imam Ishaq meriwayatkan kepada kami hadits mutawatir… Dia mengangkat kedua tangannya ketika berdoa qunut dan membuat qunut sebelum ruku. Dia membawa tangannya ke dadanya. Pendapat ini juga dikemukakan oleh Qadi Iyad al-Maliki dalam bab Mustahabatu ash Salat dalam Kitab Al-Ilam, beliau mengatakan “Dia meletakkan tangan kanannya di belakang tangan kirinya di dadanya.” Pada saat shalat, Rasulullah SAW menundukkan kepala dan mengarahkan pandangannya ke tempat sujud. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ummul Muminin Aisyah radhiyallahu anha “Rasulullah SAW tidak mengalihkan pandangannya dari tempat sujud sholat. HR. Baihaqi dan disahkan oleh Syekh Al Albani. Makalah Agama Islam Rasulullah sallallahu alayhi wasallam melarang keras melihat ke langit ketika berdoa. Atas otoritas Abu Huraira, semoga Tuhan meridhoi dia, bahwa Utusan Tuhan, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, berkata “Haruskah sekelompok orang benar-benar mengangkat pandangan mereka ke surga ketika mereka berdoa dalam doa atau haruskah mereka benar-benar menjaga mata mereka.” HR. Muslim, Nasa’i dan Ahmad. “Jika kamu shalat janganlah menoleh ke kanan atau ke kiri, karena Allah akan selalu menghadapkan wajahnya kepada hamba yang shalat hingga ia menoleh ke kanan atau ke kiri.” HR. Tirmidzi dan Hakim. Di Zaadul Maad I/248 Ustadz Mahrus Ali mantan Kyai Nu Kini.. Bagaimana cara wudhu yang benar, bagaimana cara tidur yang benar, bagaimana cara menabung yang benar, cara memandikan jenazah yang benar adalah, bagaimana cara diet yang benar, bagaimana cara taubat yang benar, bagaimana cara menyusui yang benar, cara memandikan jenazah yang benar, tata cara memandikan jenazah yang benar adalah, bagaimana cara sholat jenazah, bagaimana cara berdoa yang benar, bagaimana cara sholat yang benar
Dalam Islam terdapat empat kewajiban bagi seorang muslim terhadap jenazah. Pertama adalah memandikan, mengafani, menyalati, dan menguburkan. Kematian adalah hal yang mutlak. Tidak ada seorang pun yang bisa menghindar dari kematian. Semua akan menemui ajalnya pada waktunya masing-masing. Ketika seseorang telah meninggal, maka ia tak lagi berdaya. Ia tak lagi bisa mengurus dirinya sendiri. Maka, ini menjadi sebuah kewajiban bagi seorang muslim untuk mengurus jenazah. Dalam Islam, terdapat empat kewajiban bagi seorang muslim terhadap jenazah. Yang pertama adalah memandikan, kemudian mengafani, menyalati, dan menguburkannya. Dari keempat kewajiban tersebut, memandikan jenazah adalah kewajiban pertama yang harus dilakukan terhadap jenazah. Hal ini tentu tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Terdapat tata cara dan aturan dalam proses memandikan jenazah. Memandikan jenazah bertujuan untuk membersihkan jenazah dan memuliakannya sebelum kemudian disalati dan dikuburkan. Untuk tata cara memandikan jenazah, para ulama menyebutkan terdapat dua cara yang bisa dilakukan dalam memandikan jenazah, pertama adalah cara minimal dan kedua secara sempurna. Berikut adalah penjelasan tentang tata cara memandikan jenazah yang penulis rangkum dari berbagai sumber, Senin 28/10. Tata cara memandikan jenazah. Sebelumnya, disebutkan bahwa para ulama membagi cara memandikan jenazah menjadi dua macam. Yang pertama adalah cara minimal dan kedua adalah cara sempurna. Untuk cara minimal berdasar pada penjelasan singkat oleh Syekh Salim bin Sumair Al-Hadlrami dalam kitab Safinatun Najaah yang artinya sebagai berikut Artinya "Paling sedikit memandikan mayit adalah dengan meratakan air ke seluruh anggota badan."Hal ini diperinci dengan penjelasan Dr. Musthafa Al-Khin dalam kitab al-Fiqhul Manhaji yang mana disebutkan dengan menghilangkann najis yang ada di tubuh mayit kemudian menyiramkan air secara merata ke seluruh anggota tubuh. Jika cara ini telah dilakukan dengan baik dan benar, maka jenazah dapat dikatakan telah dimandikan dan kewajiban seorang muslim telah gugur. Untuk cara kedua yaitu memandikan jenazah dengan cara sempurna sesuai sunah. Hal ini juga dijelaskan oleh Syekh Salim dalam kitab Safinatun Najah yang memiliki arti sebagai berikut, Artinya "Dan sempurnanya memandikan mayit adalah membasuh kedua duburnya, menghilangkan kotoran dari hidungnya, mewudhukannya, menggosok badannya dengan daun bidara, dan mengguyurnya dengan air sebanyak tiga kali."Hukum memandikan jenazah. Dalam Islam, memandikan jenazah hukumnya adalah fardhu kifayah yang mana jika sudah ada seseorang yang memandikan jenazah, maka kewajiban bagi yang lain telah gugur atau tidak diwajibkan memandikan jenazah. Sebaliknya, apabila belum ada satu orang pun yang memandikannya, maka semua orang yang ada di kampung tersebut berkewajiban memandikannya. Jenazah yang wajib dimandikan. Dalam Islam, jenazah yang wajib dimandikan adalah 1. Seorang muslim atau muslimah 2. Ada tubuhnya 3. Kematiannya bukan karena mati syahid 4. Bukan bayi yang meninggal karena keguguran Jenazah yang tidak boleh dimandikan. Dalam Islam juga terdapat jenazah yang tidak boleh dimandikan. Kedua kategori jenazah tersebut adalah jenazah yang mati syahid atau gugur dalam perang melawan orang kafir dalam rangka membela agama Islam. Lalu jenazah yang kedua adalah bayi yang meninggal karena keguguran saat dalam kandungan. Kedua jenazah tersebut tidak boleh dimandikan dan disalati, hanya cukup dikafani kemudian dikuburkan. Syarat orang yang memandikan jenazah. 1. Beragama Islam 2. Berakal 3. Baligh 4. Berniat memandikan jenazah 5. Mengetahui hukum memandikan jenazah 6. Terpercaya, amanah, dan mampu menutupi aib Orang yang berhak memandikan jenazah. Meski hukumnya fardhu kifayah yaitu wajib bagi siapa pun yang memenuhi syarat, dalam memandikan jenazah terdapat urutan mengenai siapa saja yang lebih berhak untuk memandikannya. Dalam kitab al-Fiqhul Manhaji karya Dr. Musthafa Al-Khin disebutkan bahwa perempuan lebih berhak memandikan jenazah perempuan. Sedangkan laki-laki memandikan jenazah laki-laki. Untuk lebih jelasnya berikut adalah urutan orang yang paling berhak memandikan jenazah laki-laki dan perempuan Untuk jenazah laki-laki. - Laki-laki yang masih memiliki hubungan keluarga, seperti kakak, adik, orang tua, anak laki-laki atau kakek - Istri - Laki-laki lain yang tidak ada hubungan kekerabatan - Perempuan yang masih mahram Untuk jenazah perempuan. - Suami. Seorang suami adalah yang paling berhak memandikan istrinya karena suami diperbolehkan melihat seluruh anggota tubuh istrinya tanpa terkecuali - Perempuan yang masih ada hubungan kekerabatan, seperti kakak, adik, orang tua, anak perempuan atau nenek - Perempuan yang tidak memiliki hubungan keluarga - Laki-laki yang masih mahram Niat memandikan jenazah. Niat memandikan jenazah laki-laki. "Nawaitul gusla adaa-an 'an haadzal mayyiti lillahi ta'aalaa." Artinya "Saya niat memandikan untuk memenunhi kewajiban dari mayit laki-laki ini karena Allah Ta'ala." Niat memandikan jenazah perempuan. "Nawaitul gusla adaa-an 'an haadzihil mayyitati lillaahi ta'aalaa." Artinya "Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit perempuan ini karena Allah Ta'ala."Tata cara memandikan jenazah menurut Islam. Sebelum memandikan jenazah, ada baiknya kita mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan agar proses memandikan jenazah lancar. Perlu digaris bawahi, tempat untuk memandikan jenazah adalah di tempat yang tertutup. Berikut adalah cara memandikan jenazah yang baik dan benar menurut Islam. Tata cara berikut sebaiknya dikerjakan dengan tertib. 1. Meletakkan jenazah dengan kepala agak tinggi di tempat yang disedikan 2. Memakai sarung tangan sebelum memandikan 3. Ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basah agar auratnya tidak terlihat 4. Bersihkan gigi, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiak, celah jari dan tangan serta rambutnya 5. Angkat kepala jenazah sampai setengah duduk kemudian tekan perutnya agar kotoran keluar semua 6. Siram seluruh tubuh jenazah diikuti dengan membaca niat memandikan jenazah sampai kotoran yang keluar dari perut tidak ada yang menempel pada tubuh 7. Bersihkan qubul kemaluan depan dan dubur kemaluan belakang jenazah dari kotoran, dan pastikan tidak ada yang menempel 8. Siram atau basuh jenazah, mulai dari anggota tubuh sebelah kanan, mulai dari kepala, leher, dada, perut, paha hingga kaki paling ujung. Kemudian balik ke bagian kiri, siram lagi dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki. 9. Basuh jenazah dengan menuangkan air bersih ke tubuh jenazah, bagian tubuh juga digosok perlahan dan lembut dengan menggunakan handuk yang halus 10. Siram dengan kabur barus 11. Jenazah diwudhukan seperti orang yang berwudhu sebelum sholat. Di sini tidak perlu memasukkan air ke dalam hidung dan mulut jenazah, tetapi cukup membasahi jari yang dibungkus dengan kain dan kemudian bersihkan bibir jenazah dengan menggosok gigi dan kedua lubang hidung jenazah hingga bersih 12. Menyela jenggot dan mencuci rambut jenazah memakai air daun bidara, atau shampoo jika tidak ada daun bidara 13. Basuh sekujur tubuh jenazah 14. Keringkan tubuh jenazah dengan menggunakan handuk kering Oleh Hameda Rachma
Semua bani adam nan bernyawa pasti akan mati, termuat masnusia. Semua itu sudah ditentukan Almalik dan kelestarian ini telah lain bisa dirubah makanya siapapun. Allah berfirman كُلُّ نَفْسٍ ذَا ٓ ئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sememangnya pada hari yaumul sajalah disempurnakan pahalamu. QS. Al Imran 185 يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Hai orang-orang nan beriman, takutlahberbaktilah dia kepada Allah, dengan sebenar-bermoral merembahbakti kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati, kecuali kamu berkecukupan dalam Selam. QS. Ali Imran102 Lalu bagiamana jika ada saudara muslim yang meninggal ? A. Apabila menemui koteng muslim yang hampir sampai kepada ajalnya hampir meninggal, maka hendaklah buat 1. bersangka baik kepada Allah 2. berwasiatlah kalau ia pergi barang milik 3. Hendaklah ia di talqinkan asuh baca bani adam yang akan meninggal dengan kalimat “LAA ILAAHA ILLA LLAH” 4. dan hadapkan ia ke arah qiblat 5. Tentang membacakan salinan Yaa-sin di sisi orang nan meninggal maka amalan tersebut tak ada dalilnya. B. Apabila koteng muslim telah meninggal maka kewajiban mukminat yang masih atma yakni 1. Memejamkan mata mayyit, memicing mulut, menyedekapkan tangan, dan meluruskan kakiknya 2. Mendo’akannya 3. Menutupnya dengan kain yang menyelimuti semua anggota tubuhnya. 4. Bersegera menyelenggarakan jenazahnya setelah yakin bahwa ia mutakadim betul-betul meninggal Memandikan, Mengkafani, Menyalatkan dan menguburkannya 5. Bersegera menyelesaikan hutang-hutangnya. 6. Kabarkanlah kepada kerabat dan kebalikan-temannya kaum muslimin. Pendirian MEMANDIKAN 1. Tahap Persiapan a. Siapkan panggung memangkalkan jenazah b. Siapkan air absah secukupnya c. Siapkan air nan dicampur daun bidara atau sabun cuci d. Siapkan air yang dicampur kapur barus 2. Tahap Pelaksanaan a. Letakkak jenazah plong tempat yang telah disiapkan, tempat tertutup b. Melepas perca penutup jenazah, sedangkan bagian kemaluan ditutup dengan kain alias yang tidak c. Memandikan jenazah dimulai dengan mengeluarkan dan membersihkan kotoran jenazah terlebih suntuk. d. Mulailah berusul anggota wudhu dan bagian sebelah kanan jika kuntum maka kontak rambut harus dibuka, dahulu rambut dicuci dengan baik e. Mandikanlah dengan ketentuan ganjil 3 atau 5 alias lebih semenjak itu dengan air stereotip, dengan air yang dicampur daun widara ataupun sabun colek dan ragil disiram dengan air yang dicampur kapur barus atau yang semisal. Cara no. d dan e bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut 1 Mulailah dari anggota wudhu dan fragmen sebelah kanan, siramlah air satu arah dengan suratan ganjil 3 alias 5 atau lebih 2 Miringkan jenazah ke kidal, kemudian fisik sebelah kanan dan punggungnya disiram, sehabis itu putaran kiri di curah dimiringkan ke kanan, kemudian ditelentangkan kembali 3 Siramlah dengan air yang dicampur daun bidara atau sabun bubuk 4 Siramlah dengan air yang dicampur kapur barus. f. keringkanlah dengan handuk. g. Menyusur rambut, dan jika layon adalah perempuan, maka Jalinlah rambut menjadi 3 pintal. h. Setelah selesai maka tutupilah mayat dengan tiras lakukan dibawa ketempat yang telah disediakan bagi selanjutnya dikafani. CATATAN 1. Laki-laki dimandikan oleh pria juga, dan wanita dimandikan oleh wanita juga. Terkecuali bagi suami-istri, bisa silih memandikan, karena ada dalil sunnah yang memperteguh amalan ini 2. Nan memandikan mayyit yakni manusia yang lebih memafhumi cara penyelenggaraan buntang/jenazah sesuai dengan sunnah Nabi Shalallahu alaihi wa sallam, lebih-lebih jika termasuk kerabat keluarga mayyit 3. Meliputi kehilangan yang ia dapati dari mayyit dan tidak menceritakan kepada individu lain 4. Kudus karena Tuhan semata kerumahtanggaan menjalankan urusan jenazah sonder merindukan pamrih dan terima kasih serta tanpa pamrih-maksud kebendaan. Karena Sang pencipta lain menerima amalan alam baka tanpa keikhlasan namun kepada-Nya. Prinsip MENGKAFANI JENAZAH Setelah selesai memandikan mayit, maka bangkai wajib dikafani. Cara mengkafaninya yaitu sebagi berikut 1. Siapkan wadah kerjakan meletakkan bangkai 2. Letakkan 7 tali di atas tempat nan telah disediakan dari pemimpin setakat kaki secara berarak 3. Letakkan 3 lapis kain kafan secara berurutan jikalau jenazahnya junjungan-junjungan, 4. Letakkan 5 lapis kejai jika jenazahnya putri, yang terdiri dari tiras basahan, busana kurung kain nan dilubangi bagi menjaringkan kepala, kerudung dan kain nan menutupi seluruh raga. 5. Lepaskan kain selubung dalam keadaan aurat patuh tertutup 6. Letakkan jenazah di atas reja kafan 7. Lipatkan perca kafan mulai dari sisi kanan ke sebelah kidal, lalu berbunga sebelah kiri ke jihat kanan 8. Ikatkan lawe dengan tali simpul pada sebelah kidal awak bangkai. 9. Mayat diberi wangi-wangian, kecuali jenazah nan sedang berihram ketika haji Hal-kejadian yang dianjurkan dalam penggunaan kain kafan a. Kain kafan berwarna putih b. Tidak boleh berfoya-foya kerumahtanggaan pemakain cemping kafan c. Kain kafan serta biayanya diambil dari harta si mayyit koteng, Jika si bangkai bukan memiliki harta, maka wajib bikin basyar yang diharuskan menafkahinya untuk membayar semua biaya di atas. Doang sekiranya terserah seseorang nan bersedekah lakukan biaya kepengurusan buntang tersebut, maka hal ini dibolehkan, cak agar jikalau sang mayit meninggalkan banyak harta yang melimpah. Jika sanak kerabat saling bersengketa, setiap orang ingin menanggung kepengurusan, pemandian, dan pengkafanan, maka didahulukan seseorang nan paling dekat pertalian rahim terhadap sang jenazah. Hal ini jika si buntang lain menyingkir wasiyat kepada siapapun Tulisan 1. Apabila si mayit meninggal dunia n domestik kejadian mengenakan kain ihram internal rangka menunaikan haji alias umrah, maka hendaklah dimandikan dengan air ditambah perasaan daun widara seperti nan telah dijelaskan di atas. Namun tidak teristiadat dibubuhi wangi-wangian dan tak perlu ditutup kepalanya cak bagi buntang pria. 2. Orang yang mati martir di medan perang tak teradat dimandikan, cuma hendaklah dimakamkan bersama rok yang melekat di tubuh mereka. Demikian pula mereka tidak perlu dishalatkan. 3. Bangkai janin nan sudah lalu berusia 4 bulan dirawat seperti sahih 4. Apabila terletak halangan untuk memandikan jenazah, maka memadai diganti dengan tayamum CARA MENSHALATKAN Mayat Sesudah sempurna dimandikan dan dikafani, maka sembahyangkanlah mayat itu dengan syarat-syarat shalat, yaitu 1. Niat yang ikhlas karena Allah 2. Takbir-lah habis bacalah Fatihah dan shalawat atas Nabi saw lewat takbir, tinggal berdo’alah dengan salih bagi bangkai, maka takbirlah dengan berdo’a, lampau takbirlah kemudian do’a dengan acung pada tiap mungkin takbir. Pendirian MENGUBURKAN JENAZAH 1. Sesudah dishalatkan, bawalah janazah itu ke pekuburan dengan cepat-cepat bukan berlari 2. iringilah anda dengan bepergian di sekelilingnya, dekat padanya, dengan bungkam dan janganlah kamu duduk sehingga janazah itu diletakkan. 3. Dan janganlah insan wanita meninggalkan mengiringinya 4. Dan apabila engkau meluluk janazah, meskipun janazah Ibrani, maka berdirilah sehingga melalui dia maupun diletakkan. 5. Dan kuburlah mayat itu dalam korok yang baik dan intern. 6. Buatlah baginya galian lahat yaitu mengincar liang kubur ke sebelah kiblat serta pasanglah di atasnya batu-bata bau kencur dalam kuba kaum muslimin. 7. Masukanlah mayat itu dari sebelah kaki kubur dan bacalah ketika meletakkannya intern kubur “Bismilla-hi wa ala- millati Rasu-lilla-h“. Yang menaruh jenazah yaitu kaum maskulin meskipun jenazahnya pemudi dan Para wali-wali si mayyit lebih berhak menurunkannya. 8. Bagi yang menanam jenazah amoi disyaratkan orang yang tak bersetubuh pada tadi malamnya, kemudian turunlah ke intern kuburnya dan tutuplah di atas kubur mayat wanita tahun dikuburnya. 9. Letakkanlah buntang itu menghadap qiblat. 10. Janganlah ia menguburkan jenazah sreg waktu matahari bersumber kecuali sesudah panjat, pada masa tengah-siang bolong rawi di jihat atas penasihat dan plong waktu rapat persaudaraan terbenam kecuali sesudah tenggelam, serta janganlah meninggikan kubur lebih berpangkal sejengkal. 11. Janganlah anda buat tembok di atasnya sahaja buatlah tera di atasnya dengan batu umpanyanya, lega arah kepalanya. 12. Dan taburilah dengan tanah dari arah superior tiga kali. 13. Dan kalau engkau start di kuba sedang kubur belum radu digali maka duduklah cenderung qiblat. 14. Jangan duduk di atas kuburan dan janganlah kamu berjalan di antara kuburan dengan rimba suku. 15. Bila sudah selesai menguburkan maka do’akanlah, mintakan ampun dan keabadian hati kerjakan mayat kecuali manusia kafir. Disarikan dari kitab Kompilasi Putusan Majelis Tarjid dan Tajdid Muhamamdiyah
bagaimana cara menyedekapkan tangan jenazah yang benar